Kamis, 05 Juli 2012


TUMBUHAN YANG BERADA DI PEMAKAMAN (Observasi di Pemakaman Ketawanggede depan UIN Malang)
BUNGA KAMBOJA ( Plumeria acuminate Ait.)

bunga-kamboja.jpg
Klasifikasi :
 
Kingdom  Plantae
         Divisi  Spermatophyta
              Kelas  Dicotyledonae
                   Ordo  Apocynales
                        Famili  Apocyanaceae
                              Genus  Plumeria
                                     Spesies  Plumeria acuminate Ait.
DESKRIPSI
*      Habitat : Tumbuh di daerah dataran rendah 1 sampai 700 m di atas permukaan laut
*      Akar     : Tunggang atau dikotil.
*      Batang : Batang kamboja berkayu dengan warna putih kekuning-kuningan dibungkus kulit yang tebal.
*       Daun   : daun berkelompok rapat pada ujung ranting, bertangkai daun panjang, daun memanjang berbentuk lanset (lanccolatus), panjang daun 20-40 cm, lebar 6-12,5 cm. Ujung daun meruncing (acuminatus), pangkal daun menyempit , tepi daun rata (integer), tulang daun menyiri, permukaan daun kasap (scaber), warna daun hijau muda sampai hijau tua tidak berbulu. Termasuk bangun daun tidak lengkap.
*      Bunga  : Bunga dalam malai rata berkumpul di ujung ranting, kelopak kecil ,sisi dalam tanpa kelenjar, mahkota berbentuk corong, sisi dalam berembut, sisi luar kemerahan atau putih, sisi dalam agak kuning , putih, atau merah, berbau harum
*      Buah    :
*      Biji       : banyak 
*      Manfaat : getah semboja mematangkan bisul dan melunakkan katimumul serta kutil, Getah kamboja mampu mengiritasi kulit dengan sedikit radang ringan, sehingga nanah akankeluar dan tidak merusak syaraf. Jadi tidak menimbulkan sakit, sifat anestesia ini dapat mengatasi rasa sakit pada gigi,baik akibat karies maupun sakit pada permulaan perawatan orthodontik (perataan gigi geligi). Disamping itu dapat mempercepat pergeseran gigi akibat tekanan alat pegas yang digunakan saatperawatan othodontik, mengobati gusi bengkak, dan demam. Walaupun getah bunga kamboja belum banyak digunakan dalam dunia kedokteran tapi kulit batang, batang, daun, akar, dan bunganyamemiliki khasiat obat. Kulit batangnya digunakan sebagai laksatif. Getah, daun, kulit batang, danakar, serta seluruh bagian tumbuhan untuk mencegah pingsan akibat udara panas (heat stroke),disentri basilar, gangguan pencernaan (dyspepsia), gangguan penyerapan makanan pada anak,malnutrisi, radang hati (hepatitis infectiosa), radang saluran napas (bronchitis), jantung berdebarkeras, TBC, cacingan, sembelit, kencing nanah (gonorrhea), beri-beri, busung air, kapalan (klavus),
*      Lokasi : pemakaman




TANAMAN JARAK (Ricinus communis)

jarak.jpg
KLASIFIKASI
Kerajaan Plantae
      Filum Magnoliophyta
           Kelas Magnoliopsida
                Ordo  Malpighiales
                           Famili Euphorbiaceae
   Bangsa Acalypheae
Genus Ricinus
       Spesies R. communis

DESKRIPSI
*      Habitat : terdapat di hutan, tanah kosong, di daerah pantai, namun sering juga dikembangbiakkan dalam perkebunan
*      Habitus : tanaman perdu
*      Akar     : Tunggang.
*      Batang : berbentuk bulat licin, berongga, berbuku-buku jelas dengan tanda bekas tangkai daun yang lepas.
*      Daun    : daunnya tumbuh berseling berbentuk bulat dan ujungnya sedikit runcing. Biasanya daun jarak berwarna hijau tua pada permukaan atas dan hijau muda pada bagian permukaan bawah.
*      Buah    : berbentuk bulat dan berkumpul pada tandan, namun ada juga yang bentuknya sedikit lonjong - yang dapat ditemukan pada tumbuhan jarak di daerah Bali
*      Biji       : banyak 
*      Manfaat : Biji, akar, daun dan minyak dari bijinya bisa dimanfaatkan untuk kesehatan. Biji jarak yang dibuang kulitnya dan dilumatkan hingga menjadi serbuk dapat ditempel ke tubuh sebagai obat korengan, sedangkan minyak yang diambil dari bijinya bisa diminum untuk meningkatkan daya tahan tubuh anak dan orang dewasa. Daunnya berkhasiat untuk menyembuhkan batuk dan sesak nafas. Akarnya dapat dimanfaatkan untuk menjaga stamina tubuh. Tanaman ini merupakan sumber minyak jarak, dan mengandung zat ricin, sejenis racun. Jarak pohon merupakan satu-satunya tumbuhan yang bijinya kaya akan suatu asam lemak hidroksi, yaitu asam ricinoleat. Kehadiran asam lemak ini membuat minyak biji jarak memiliki kekentalan yang stabil pada suhu tinggi sehingga minyak jarak dipakai sebagai campuran pelumas.
*      Lokasi : pemakaman

TANAMAN MENGKUDU (Morinda citrifolia)
MENGKUDU.jpg
KLASIFIKASI
Kerajaan Plantae
      Ordo Gentianales
              Famili Rubiaceae
                        Genus Morinda
                                    Spesies M. citrifolia
DESKRIPSI
*      Habitat : Tanaman ini tumbuh di dataran rendah hingga pada ketinggian 1500 m
*      Habitus : tanaman perdu
*      Akar     : memiliki akar tunggang yang tertancap dalam
*      Batang : Kulit batang cokelat keabu-abuan atau cokelat kekuning-kuniangan, berbelah dangkal, tidak berbulu,anak cabangnya bersegi empat.
*      Daun    : Kulit batang cokelat keabu-abuan atau cokelat kekuning-kuniangan, berbelah dangkal, tidak berbulu,anak cabangnya bersegai empat
*      Bunga  : bunga bongkol berwarna putih, Perbungaan mengkudu bertipe bonggol bulat, bergagang 1-4 cm. Bunga tumbuh di ketiak daun penumpu yang berhadapan dengan daun yang tumbuh normal. Bunganya berkelamin dua. Mahkota bunga putih, berbentuk corong, panjangnya bisa mencapai 1,5 cm. Benang sari tertancap di mulut mahkota. Kepala putik berputing dua. Bunga itu mekar dari kelopak berbentuk seperti tandan. Bunganya putih, harum.
*      Buah    : Kelopak bunga tumbuh menjadi buah bulat lonjong sebesar telur ayam bahkan ada yang berdiameter 7,5-10 cm. Permukaan buah seperti terbagi dalam sel-sel poligonal (segi banyak) yang berbintik-bintik dan berkutil. Mula-mula buah berwarna hijau, menjelang masak menjadi putih kekuningan. Setelah matang, warnanya putih transparan dan lunak. Daging buah tersusun dari buah-buah batu berbentuk piramida, berwarna cokelat merah. Setelah lunak, daging buah mengkudu banyak mengandung air yang aromanya seperti keju busuk. Bau itu timbul karena pencampuran antara asam kaprik dan asam kaproat (senyawa lipid atau lemak yang gugusan molekulnya mudah menguap, menjadi bersifat seperti minyak atsiri) yang berbau tengik dan asam kaprilat yang rasanya tidak enak. Diduga kedua senyawa ini bersifat aktif sebagai antibiotik.
*      Biji       : banyak 
*      Manfaat :
 Zat nutrisi: secara keseluruhan mengkudu merupakan buah makanan bergizi lengkap. Zat nutrisi yang dibutuhkan tubuh, seperti protein, viamin, dan mineral penting, tersedia dalm jumlah cukup pada buah dan daun mengkudu. Selenium, salah satu mineral yang terdapat pada mengkudu merupakan antioksidan yang hebat. Berbagai jenis senyawa yang terkandung dalam mengkudu : xeronine, plant sterois,alizarin, lycine, sosium, caprylic acid, arginine, proxeronine, antra quinines, trace elemens, phenylalanine, magnesium, dll.
Terpenoid. Zat ini membantu dalam proses sintesis organic dan pemulihan sel-sel tubuh.
Zat anti bakteri.Zat-zat aktif yang terkandung dalam sari buah mengkudu itu dapat mematikan bakteri penyebab infeksi, seperti Pseudomonas aeruginosa, Protens morganii, Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis, dan Escherichia coli. Zat anti bakteri itu juga dapat mengontrol bakteri pathogen (mematikan) seperti Salmonella montivideo, S . scotmuelleri, S . typhi, dan Shigella dusenteriae, S . flexnerii, S . pradysenteriae, serta Staphylococcus aureus.
Scolopetin. Senyawa scolopetin sangat efektif sebagi unsur anti peradangan dan anti-alergi.
Zat anti kanker. Zat-zat anti kanker yang terdapat pada mengkudu paling efektif melawan sel-sel abnormal.
Xeronine dan Proxeronine. Salah satu alkaloid penting yang terdapt di dalam buah mengkudu adalah xeronine. Buah mengkudu hanya mengandung sedikit xeronine, tapi banyak mengandung bahan pembentuk (precursor) xeronine alias proxeronine dalam jumlah besar. Proxeronine adalah sejenis asam nukleat seperti koloid-koloid lainnya. Xeronine diserap sel-sel tubuh untuk mengaktifkan protein-protein yang tidak aktif, mengatur struktur dan bentuk sel yang aktif
*      Lokasi : pemakaman



TANAMAN JAMBU AIR (Syzygium aqueum)
JAMBU.jpg
KLASIFIKASI
Kerajaan Plantae
        Divisi Magnoliophyta
                Kelas Magnoliopsida
                        Ordo Myrtales
                              Famili Myrtaceae
                                     Genus  Syzygium
                                               Spesies S. aqueum


DESKRIPSI
*      Habitat : terdapat di hutan, tanah kosong, di daerah pantai, namun sering juga dikembangbiakkan dalam perkebunan
*      Habitus : tanaman perdu
*      Akar     : Tunggang.
*      Batang : berbentuk bulat licin, berongga, berbuku-buku jelas dengan tanda bekas tangkai daun yang lepas.
*      Daun    : daunnya tumbuh berseling berbentuk bulat dan ujungnya sedikit runcing. Biasanya daun jarak berwarna hijau tua pada permukaan atas dan hijau muda pada bagian permukaan bawah.
*      Buah    : berbentuk bulat dan berkumpul pada tandan, namun ada juga yang bentuknya sedikit lonjong - yang dapat ditemukan pada tumbuhan jarak di daerah Bali
*      Biji       : banyak 
*      Manfaat : Biji, akar, daun dan minyak dari bijinya bisa dimanfaatkan untuk kesehatan. Biji jarak yang dibuang kulitnya dan dilumatkan hingga menjadi serbuk dapat ditempel ke tubuh sebagai obat korengan, sedangkan minyak yang diambil dari bijinya bisa diminum untuk meningkatkan daya tahan tubuh anak dan orang dewasa. Daunnya berkhasiat untuk menyembuhkan batuk dan sesak nafas. Akarnya dapat dimanfaatkan untuk menjaga stamina tubuh. Tanaman ini merupakan sumber minyak jarak, dan mengandung zat ricin, sejenis racun. Jarak pohon merupakan satu-satunya tumbuhan yang bijinya kaya akan suatu asam lemak hidroksi, yaitu asam ricinoleat. Kehadiran asam lemak ini membuat minyak biji jarak memiliki kekentalan yang stabil pada suhu tinggi sehingga minyak jarak dipakai sebagai campuran pelumas.
*      Lokasi : pemakaman

TANAMAN WARU

WaruU.JPG
KLASIFIKASI
Kerajaan: Plantae
Divisi Magnoliophyta
Kelas Magnoliopsida
Ordo Malvales
Famili Malvaceae
Genus Hibiscus
Spesies H. tiliaceus



TAKSONOMI TUMBUHAN TINGGI
SIRIH (Piper betle)

Dosen Pembimbing :
Drs. Sulisetijono, M.Si
Ainun Ni’mati Laily, M.Si

Oleh :
Nama   : Siti Fatimah
N I M : 10620028
Kelas   : Biologi A
UIN MALANG.png

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2012
SIRIH (Piper betle)

1.      Klasifikasi

Nama lokal : Betel (Perancis); Betel, Betelhe, Vitele (Portugal); Sirih (Indonesia); Suruh, Sedah (Jawa); Seureuh (Sunda); Ju jiang (China).
Kingdom Plantae (Tumbuhan)
     Subkingdom Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
         Super Divisi Spermatophyta (Menghasilkan biji)
             Divisi Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
                 Kelas Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
                     Sub Kelas: Magnoliidae
                         Ordo Piperales
                             Famili piperaceae (suku sirih-sirihan)
                                 Genus piper
                                     Spesies Piper betle L.





2.       Deskripsi tanaman

biji
 
buah
 
bunga
 
batang
 
daun
 




Sirih (Piper betle) termasuk jenis tumbuhan merambat dan bersandar pada batang pohon lain. Tanaman ini panjangnya mampu mencapai puluhan meter. Bentuk daunnya pipih menyerupai jantung dan tangkainya agak panjang. Permukaan daun berwarna hijau dan licin, sedangkan batang pohonnya berwarna hijau tembelek (hijau agak kecoklatan) dan permukaan kulitnya kasar serta berkerut-kerut. Daun sirih disamping untuk keperluan ramuan obat-obatan juga masih sering digunakan oleh ibu-ibu generasi tua untuk kelengkapan ‘nginang’ (Jawa). Biasanya kelengkapan untuk ‘nginang’ tersebut adalah daun sirih, kapur sirih, pinang, gambir, dan kapulaga.
Tumbuhan yang memanjat dengan menggunakan akar-akar pelekat. Batang mencapai panjang 5 – 15 m. Daun tunggal, bertangkai, duduk berseling atau tersebar. Daun penumpu lekas runtuh dan meninggalkan bekas yang berupa suatu lingkaran. Helaian daun bangun bulat telur atau memanjang, 5 – 18 x 2 – 20 cm, pangkal bangun jantung, ujung meruncing, pinggiran daun rata sampai gak berombak, helaian daun tebal, telapak dan punggung daun licin mengkilat, warna hijau terang, urat daun 5 – 7 pasang, tangkai daun kuat panjang 2 – 2,5 cm. Tandan bunga lebat, berbentuk bulir mirip silinder. Tandan bunga betina terkulai, panjang 3 – 8 cm dan tebal 0,5 – 1 cm, bentuk lonjong memanjang, bunga banyak dan rapat, warna kekuning-kuningan, rachis berbulu panjang, braktea tidak bertangkai, berbentuk perisai sampai lonjong agak lebar. Stigma 5 – 6. Stamen 2 bertangkai. Bunga berkelamin tunggal berumah satu atau dua, tersusun sebagai bunga lada/bulir, terdapat pada ujung atau berhadapan dengan daun. Buah hanya sedikit, berkumpul, terbenam dalam rachis dan membentuk banyak benjolan, panjang ± 5 cm. Biji halus berbentuk lonjong sampai bulat telur sungsang membundar panjang 1,25 – 2,6 mm dan diameter ± 2 mm, dengan endosperm dan perisperm (perisperm adalah jarngan berisi cadangan makanan, berasal dari nuselus) (Heyne, 1987; Darwis, 1992). Tumbuhan ini seringkali dipelihara dan daunnya yang muda merupakan salah satu bahan dalam menyirih.

3.      Kandungan kimia

Daun mengandung minyak atsiri dengan kadar berkisar antara 0,13-0,33% v/v.6) Dari laporan lain dikemukakan bahwa minyak atsiri Piper betel terdiri dari kavibetol, katekol, kadinen, karvakrol, kariofillen, kavikol, 1,8-sineol, estagol, eugenol, metileugenol, pirokatekin, terpinil asetat, sesquiterpen, triterpen dan tripterpenoid, b-sitosterol.
Disamping itu juga terdapat senyawa neolignan (piperbetol, metilpiper betol, peperol A, piperol B), krotepoksida suatu senyawa yang mempunyai potensi sebagai sitotoksik.



4.      Keanekaragaman

Bervariasi khususnya adanya populasi berdaun hijau kekuningan dan gelap, populasi hijau kekuningan banyak dibudidayakan.
Berdasarkan geografis, terdapat berbagai tipe sirih yaitu: sirih Jawa, sirih Banda (Banda, Seram Timur, Ambon), sirih Cengke.
Berdasarkan warna daun dan rasa, sirih berdaun hijau tua (pedas merangsang), sirih berdaun kuning (Sumatra, Jawa Barat) di sebut sirih kaki merpati, sirih berdaun kuning bertulang merah, sirih hutan.

5.      Budidaya

Terdapat berbagai macam varietas. Perbanyakan dengan stek batang yang ditanam dengan jarak stek batang beberapa centimeter dan dibiarkan merambat pada lanjaran dengan ketinggian 2 m. Perlu pemupukan dan pemeliharaan yang terus menerus. Bila tanah telah siap, ditanam pohon penyangga dengan jarak 1,5 m. Untuk keperluan tata air, pada musim kering, maka pada setiap 2 baris digali selokan kecil. Sebagai pohon penyangga dapat digunakan daun dadap (Erithrina sp), kelor (Moringa oleifera), kayu kuda (Lannea grandis), atau kapok, karena mudah tumbuh dan tahan pemangkasan berat. Bila perakaran pohon penyangga telah tumbuh baik, maka pada permulaan musim hujan digali selokan kecil yang mengelilingi pohon penyangga. Kemudian pada selokan tersebut diletakkan stek sirih (yang memiliki banyak ruas sepanjang 1,5 m) yang ujungnya diikat dengan pohon penyangga. Untuk stek pada umumnya digunakan pucuk pohon yang tua yang telah diambil daunnya. Setelah beberapa bulan tunas yang keluar akan memanjat pada batang. Pemanenan daun dilakukan setelah 18 bulan setelah penanaman.10) Sebaiknya jangan tergesa-gesa memetik daun (menunggu sampai batang berakar kuat pada batang dan bagian atas dari tumbuhan telah menggantung dari tongkat yang dipanjat




6.      Manfaat Sirih (Piper betle)
1. Mengurangi produk ASI yang berlebihan. Bahan: 4 lembar daun sirih dan minyak kelapa secukupnya. Cara membuat: daun sirih diolesi dengan minyak kelapa, Kemudian dipanggang dengan api. Cara menggunakan: dalam keadaan masih hangat ditempelkan di seputar buah dada.

2. Keputihan. Bahan: 7 – 10 lembar daun sirih. Cara membuat: direbus dengan 2,5 liter air sampai mendidih. Cara menggunakan: air rebusan daun sirih tersebut dalam keadaan masih hangat dipakai untuk membasuh/membersihkan seputar kemaluan secara berulang-ulang

3. Sakit Jantung. Bahan: 3 lembar daun sirih, 7 pasang biji kemukus, 3 siung bawang merah, 1 sendok jintan putih. Cara membuat: semua bahan tersebut ditumbuk sampai halus, ditambah 5 sendok air panas, dibiarkan beberapa menit, kemudian diperas dan disaring. Cara menggunakan: diminum 2 kali 1 hari dan dilakukan secara teratur.

4. Sifilis. Bahan : 25 – 30 lembar daun sirih bersama tangkainya; 0,25 kg gula aren dan garam dapur secukupnya. Cara membuat: semua bahan tersebut direbus bersama dengan 2 liter air sampai mendidih, kemudian disaring. Cara menggunakan: diminum 3 kali 1 hari secara terus menerus.
5. Alergi/biduren. Bahan : 6 lembar daun sirih, 1 potong jahe kuning, 1,5 sendok minyak kayu putih. Cara membuat: semua bahan tersebut ditumbuk bersama-sama sampai halus. Cara menggunakan : Dioleskan/digosokkan pada bagian badan yang gatal-gatal.

6. Diare. Bahan: 4 – 6 lembar daun sirih, 6 biji lada, 1 sendok makan minyak kelapa. Cara membuat: semua bahan tersebut ditumbuk bersama-sama sampai halus. Cara menggunakan: digosokkan pada bagian perut.

7. Menghentikan pendarahan gusi. Bahan: 4 lembar daun sirih. Cara membuat: direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih Cara menggunakan : setelah dingin dipakai untuk kumur, diulang secara teratur sampai sembuh.

 8. Menghentikan pendarahan hidung (mimisen = Jawa). Bahan: 1 lembar daun sirih. Cara membuat: daun sirih digulung sambil ditekan-tekan sedikit supaya keluar minyaknya. Cara menggunakan: dipakai untuk menyumbat hidung yang berdarah/mimisen.

9. Sakit gigi berlubang.
a.Bahan: 1 lembar daun sirih. Cara membuat: direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih Cara menggunakan: setelah dingin dipakai untuk kumur, diulang secara teratur sampai sembuh.
b. Bahan: 2 lembar daun sirih diremas, Garam 0,5 sendok Cara membuat: diseduh dengan air panas 1 gelas, aduk sampai garam larut, biarkan sampai dingin Cara pemakaian: dipakai untuk berkumur-kumur.

10. Bronkhitis. Bahan: 7 lembar daun sirih dan 1 potong gula batu. Cara membuat: daun sirih dirajang, kemudian direbus bersama gula batu dengan air 2 gelas sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas, dan disaring Cara menggunakan: diminum 3 kali sehari 3 sendok makan

11. Batuk
a. Bahan: 4 lembar daun sirih. Cara membuat: direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih Cara menggunakan: setelah dingin dipakai untuk kumur, diulang secara teratur sampai sembuh.
b. Bahan: 4 lembar daun sirih. Cara membuat: direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih Cara menggunakan: setelah dingin dipakai untuk kumur, diulang secara teratur sampai sembuh.
c. Bahan: 4 lembar daun sirih, 3 lembar daun widoro upas dan madu secukupnya. Cara membuat: daun sirih diiris-iris, kemudian direbus bersama daun widoro dengan 2 gelas air sampai mendidih Cara menggunakan: setelah dingin dipakai untuk kumur, diulang secara teratur sampai sembuh. d. Bahan: 4 lembar daun sirih. Cara membuat: direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih Cara menggunakan: setelah dingin dipakai untuk kumur, diulang secara teratur sampai sembuh.

 12. Sakit Mata
Bahan: 2 – 3 lembar



DAFTAR PUSTAKA

Dasuki, Undang Ahmad. 1991. Sistematika Tubuhan Tinggi. Bandung : Pusat Antar  
Universitas  Bidang Ilmu Hayati ITB

Rahman. 2010. Manfaat Tumbuhan. Surabaya : Media