Kamis, 05 Juli 2012


TAKSONOMI TUMBUHAN TINGGI
SIRIH (Piper betle)

Dosen Pembimbing :
Drs. Sulisetijono, M.Si
Ainun Ni’mati Laily, M.Si

Oleh :
Nama   : Siti Fatimah
N I M : 10620028
Kelas   : Biologi A
UIN MALANG.png

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2012
SIRIH (Piper betle)

1.      Klasifikasi

Nama lokal : Betel (Perancis); Betel, Betelhe, Vitele (Portugal); Sirih (Indonesia); Suruh, Sedah (Jawa); Seureuh (Sunda); Ju jiang (China).
Kingdom Plantae (Tumbuhan)
     Subkingdom Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
         Super Divisi Spermatophyta (Menghasilkan biji)
             Divisi Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
                 Kelas Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
                     Sub Kelas: Magnoliidae
                         Ordo Piperales
                             Famili piperaceae (suku sirih-sirihan)
                                 Genus piper
                                     Spesies Piper betle L.





2.       Deskripsi tanaman

biji
 
buah
 
bunga
 
batang
 
daun
 




Sirih (Piper betle) termasuk jenis tumbuhan merambat dan bersandar pada batang pohon lain. Tanaman ini panjangnya mampu mencapai puluhan meter. Bentuk daunnya pipih menyerupai jantung dan tangkainya agak panjang. Permukaan daun berwarna hijau dan licin, sedangkan batang pohonnya berwarna hijau tembelek (hijau agak kecoklatan) dan permukaan kulitnya kasar serta berkerut-kerut. Daun sirih disamping untuk keperluan ramuan obat-obatan juga masih sering digunakan oleh ibu-ibu generasi tua untuk kelengkapan ‘nginang’ (Jawa). Biasanya kelengkapan untuk ‘nginang’ tersebut adalah daun sirih, kapur sirih, pinang, gambir, dan kapulaga.
Tumbuhan yang memanjat dengan menggunakan akar-akar pelekat. Batang mencapai panjang 5 – 15 m. Daun tunggal, bertangkai, duduk berseling atau tersebar. Daun penumpu lekas runtuh dan meninggalkan bekas yang berupa suatu lingkaran. Helaian daun bangun bulat telur atau memanjang, 5 – 18 x 2 – 20 cm, pangkal bangun jantung, ujung meruncing, pinggiran daun rata sampai gak berombak, helaian daun tebal, telapak dan punggung daun licin mengkilat, warna hijau terang, urat daun 5 – 7 pasang, tangkai daun kuat panjang 2 – 2,5 cm. Tandan bunga lebat, berbentuk bulir mirip silinder. Tandan bunga betina terkulai, panjang 3 – 8 cm dan tebal 0,5 – 1 cm, bentuk lonjong memanjang, bunga banyak dan rapat, warna kekuning-kuningan, rachis berbulu panjang, braktea tidak bertangkai, berbentuk perisai sampai lonjong agak lebar. Stigma 5 – 6. Stamen 2 bertangkai. Bunga berkelamin tunggal berumah satu atau dua, tersusun sebagai bunga lada/bulir, terdapat pada ujung atau berhadapan dengan daun. Buah hanya sedikit, berkumpul, terbenam dalam rachis dan membentuk banyak benjolan, panjang ± 5 cm. Biji halus berbentuk lonjong sampai bulat telur sungsang membundar panjang 1,25 – 2,6 mm dan diameter ± 2 mm, dengan endosperm dan perisperm (perisperm adalah jarngan berisi cadangan makanan, berasal dari nuselus) (Heyne, 1987; Darwis, 1992). Tumbuhan ini seringkali dipelihara dan daunnya yang muda merupakan salah satu bahan dalam menyirih.

3.      Kandungan kimia

Daun mengandung minyak atsiri dengan kadar berkisar antara 0,13-0,33% v/v.6) Dari laporan lain dikemukakan bahwa minyak atsiri Piper betel terdiri dari kavibetol, katekol, kadinen, karvakrol, kariofillen, kavikol, 1,8-sineol, estagol, eugenol, metileugenol, pirokatekin, terpinil asetat, sesquiterpen, triterpen dan tripterpenoid, b-sitosterol.
Disamping itu juga terdapat senyawa neolignan (piperbetol, metilpiper betol, peperol A, piperol B), krotepoksida suatu senyawa yang mempunyai potensi sebagai sitotoksik.



4.      Keanekaragaman

Bervariasi khususnya adanya populasi berdaun hijau kekuningan dan gelap, populasi hijau kekuningan banyak dibudidayakan.
Berdasarkan geografis, terdapat berbagai tipe sirih yaitu: sirih Jawa, sirih Banda (Banda, Seram Timur, Ambon), sirih Cengke.
Berdasarkan warna daun dan rasa, sirih berdaun hijau tua (pedas merangsang), sirih berdaun kuning (Sumatra, Jawa Barat) di sebut sirih kaki merpati, sirih berdaun kuning bertulang merah, sirih hutan.

5.      Budidaya

Terdapat berbagai macam varietas. Perbanyakan dengan stek batang yang ditanam dengan jarak stek batang beberapa centimeter dan dibiarkan merambat pada lanjaran dengan ketinggian 2 m. Perlu pemupukan dan pemeliharaan yang terus menerus. Bila tanah telah siap, ditanam pohon penyangga dengan jarak 1,5 m. Untuk keperluan tata air, pada musim kering, maka pada setiap 2 baris digali selokan kecil. Sebagai pohon penyangga dapat digunakan daun dadap (Erithrina sp), kelor (Moringa oleifera), kayu kuda (Lannea grandis), atau kapok, karena mudah tumbuh dan tahan pemangkasan berat. Bila perakaran pohon penyangga telah tumbuh baik, maka pada permulaan musim hujan digali selokan kecil yang mengelilingi pohon penyangga. Kemudian pada selokan tersebut diletakkan stek sirih (yang memiliki banyak ruas sepanjang 1,5 m) yang ujungnya diikat dengan pohon penyangga. Untuk stek pada umumnya digunakan pucuk pohon yang tua yang telah diambil daunnya. Setelah beberapa bulan tunas yang keluar akan memanjat pada batang. Pemanenan daun dilakukan setelah 18 bulan setelah penanaman.10) Sebaiknya jangan tergesa-gesa memetik daun (menunggu sampai batang berakar kuat pada batang dan bagian atas dari tumbuhan telah menggantung dari tongkat yang dipanjat




6.      Manfaat Sirih (Piper betle)
1. Mengurangi produk ASI yang berlebihan. Bahan: 4 lembar daun sirih dan minyak kelapa secukupnya. Cara membuat: daun sirih diolesi dengan minyak kelapa, Kemudian dipanggang dengan api. Cara menggunakan: dalam keadaan masih hangat ditempelkan di seputar buah dada.

2. Keputihan. Bahan: 7 – 10 lembar daun sirih. Cara membuat: direbus dengan 2,5 liter air sampai mendidih. Cara menggunakan: air rebusan daun sirih tersebut dalam keadaan masih hangat dipakai untuk membasuh/membersihkan seputar kemaluan secara berulang-ulang

3. Sakit Jantung. Bahan: 3 lembar daun sirih, 7 pasang biji kemukus, 3 siung bawang merah, 1 sendok jintan putih. Cara membuat: semua bahan tersebut ditumbuk sampai halus, ditambah 5 sendok air panas, dibiarkan beberapa menit, kemudian diperas dan disaring. Cara menggunakan: diminum 2 kali 1 hari dan dilakukan secara teratur.

4. Sifilis. Bahan : 25 – 30 lembar daun sirih bersama tangkainya; 0,25 kg gula aren dan garam dapur secukupnya. Cara membuat: semua bahan tersebut direbus bersama dengan 2 liter air sampai mendidih, kemudian disaring. Cara menggunakan: diminum 3 kali 1 hari secara terus menerus.
5. Alergi/biduren. Bahan : 6 lembar daun sirih, 1 potong jahe kuning, 1,5 sendok minyak kayu putih. Cara membuat: semua bahan tersebut ditumbuk bersama-sama sampai halus. Cara menggunakan : Dioleskan/digosokkan pada bagian badan yang gatal-gatal.

6. Diare. Bahan: 4 – 6 lembar daun sirih, 6 biji lada, 1 sendok makan minyak kelapa. Cara membuat: semua bahan tersebut ditumbuk bersama-sama sampai halus. Cara menggunakan: digosokkan pada bagian perut.

7. Menghentikan pendarahan gusi. Bahan: 4 lembar daun sirih. Cara membuat: direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih Cara menggunakan : setelah dingin dipakai untuk kumur, diulang secara teratur sampai sembuh.

 8. Menghentikan pendarahan hidung (mimisen = Jawa). Bahan: 1 lembar daun sirih. Cara membuat: daun sirih digulung sambil ditekan-tekan sedikit supaya keluar minyaknya. Cara menggunakan: dipakai untuk menyumbat hidung yang berdarah/mimisen.

9. Sakit gigi berlubang.
a.Bahan: 1 lembar daun sirih. Cara membuat: direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih Cara menggunakan: setelah dingin dipakai untuk kumur, diulang secara teratur sampai sembuh.
b. Bahan: 2 lembar daun sirih diremas, Garam 0,5 sendok Cara membuat: diseduh dengan air panas 1 gelas, aduk sampai garam larut, biarkan sampai dingin Cara pemakaian: dipakai untuk berkumur-kumur.

10. Bronkhitis. Bahan: 7 lembar daun sirih dan 1 potong gula batu. Cara membuat: daun sirih dirajang, kemudian direbus bersama gula batu dengan air 2 gelas sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas, dan disaring Cara menggunakan: diminum 3 kali sehari 3 sendok makan

11. Batuk
a. Bahan: 4 lembar daun sirih. Cara membuat: direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih Cara menggunakan: setelah dingin dipakai untuk kumur, diulang secara teratur sampai sembuh.
b. Bahan: 4 lembar daun sirih. Cara membuat: direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih Cara menggunakan: setelah dingin dipakai untuk kumur, diulang secara teratur sampai sembuh.
c. Bahan: 4 lembar daun sirih, 3 lembar daun widoro upas dan madu secukupnya. Cara membuat: daun sirih diiris-iris, kemudian direbus bersama daun widoro dengan 2 gelas air sampai mendidih Cara menggunakan: setelah dingin dipakai untuk kumur, diulang secara teratur sampai sembuh. d. Bahan: 4 lembar daun sirih. Cara membuat: direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih Cara menggunakan: setelah dingin dipakai untuk kumur, diulang secara teratur sampai sembuh.

 12. Sakit Mata
Bahan: 2 – 3 lembar



DAFTAR PUSTAKA

Dasuki, Undang Ahmad. 1991. Sistematika Tubuhan Tinggi. Bandung : Pusat Antar  
Universitas  Bidang Ilmu Hayati ITB

Rahman. 2010. Manfaat Tumbuhan. Surabaya : Media

Tidak ada komentar:

Posting Komentar